JUAL BELI DAN KHIYAR


BAB 8
JUAL BELI DAN KHIYAR

A. JUAL BELI

1. Pengertian dan Dasar hukum Jual Beli
Menurut bahasa jual beli berasal dari kata (بَاعَ – يَبِيِعُ - بَيْعًا) artinya tukar menukar sesuatu dengan sesuatu, menurut istilah jual beli adalah suatu transaksi tukar menukar barang atau harta yang mengakibatkan pemindahan hak milik sesuai dengan Syarat dan Rukun tertentu. Dasar hukum jual beli bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits :
            Firman Allah SWT  QS: Al Baqarah: 2
            Artinya :
           “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al Baqarah/2 : 275).

            Sabda Rasulullah SAW :

       اَفْضَلُ اْلكَسَبِ عَمَلَ الرَّ جُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيِعٍ مَبْرُوْرٍ (رواهوالطبراني)               
“Pendapatan yang paling utama dari seorang adalah hasil usaha sendiri dan hasil jual beli yang mabrur” (HR. Thabrani).


        2. Syarat dan Rukun Jual Beli
a.      Rukun Jual Beli
1)      Ada penjual.
2)      Ada pembeli.
3)      Ada barang atau harta yang diperjual belikan.
4)      Ada uang atau alat bayar yang digunakan sebagai penukar barang.
5)      Ada lafadz ijab qabul, yaitu sebagai bukti akan adanya kerelaan dari kedua belah pihak.
b.      Syarat Barang yang Diperjual Belikan
1)      Barang itu suci, artinya bukan barang najis.
2)      Barang itu bermanfaat.
3)      Barang itu milik sendiri atau  milik orang lain yang telah mewakilkan untuk menjualnya.
4)      Barang itu dapat diserah terimakan kepemilikannya.
5)      Barang itu dapat diketahui jenis, ukuran, sifat dan kadarnya.
c.       Syarat Penjual dan Pembeli
1)      Berakal sehat, orang yang tidak sehat pikirannya atau idiot (bodoh), maka akad jual belinya tidak sah.
2)      Atas kemauan sendiri, artinya jual beli yang tidak ada unsur paksaan.
3)      Sudah dewasa (Baligh), artinya akad jual beli yang dilakukan oleh anak-anak jual belinya tidak sah, kecuali pada hal-hal yang sifatnya sederhana atau sudah menjadi adat kebiasaan. Seperti jual beli es, permen dan lain-lain.
4)      Keadaan penjual dan pembeli itu bukan orang pemboros terhadap harta, karena keadaan mereka yang demikian itu hartanya pada dasarnya berada pada tanggung jawab walinya.
.
        3. Jual Beli yangTerlarang
a.      Jual beli yang sah tapi terlarang, antara lain:
1)      Jual beli yang harganya diatas/dibawah harga pasar dengan cara menghadang penjual sebelum tiba dipasar. Sabda Nabi SAW dari Ibnu Abbas ra.:

لاَ تَتَلَقُّوْاالرُّكْبَانَ (متفق عليه)                                                   
“Janganlah kamu menghadang orang yang berangkat kepasar”(Muttafaq Alaih).

2)      Membeli barang yang sudah dibeli atau dalam proses tawaran orang lain. Sabda Nabi SAW :

       لاَبَيْعَ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ (متفق عليه)                                         
“Janganlah seseorang menjual sesuatu yang telah dibeli orang lain” (Muttafaq Alaih).

3)      Jual beli barang untuk ditimbun supaya dapat dijual dengan harga mahal dikemudian hari, padahal masyarakat membutuhkannya saat itu. Sabda Rasulullah SAW :

لاَ يَحْتَكِرُ اِلاَّخَاطِئٌ (رواه مسلم)                                         
“Tidak ada yang menahan barang kecuali orang yang durhaka (salah)” (HR. Muslim).

4)      Jual beli untuk alat maksiat:
                        Firman Allah SWT :

      ...وَلاَتَعَاوَنُوْ عَلَى الاِْثْمِ وَالْعُدْوَانِ...                              “Dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”(QS. Al Maidah: 2).

5)      Jual beli dengan cara menipu, sabda Nabi SAW :

       نَهَى النَبِيُّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الغَرَرِ (رواه مسلم)                       
“Nabi melarang memperjual belikan barang yang mengandung tipuan”(HR. Muslim).

6)      Jual beli yang mengandung riba, Firman Allah SWT. QS. Ali Imron : 130

                    artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat  ganda”(QS. Ali Imran: 130).

b.      Jual beli terlarang dan tidak sah, yaitu :
1)      Jual beli sperma binatang, Sabda Nabi SAW. dari Jabir ra.:

نَهَى عَنْ بَيْعِ ضِرَابِ الْفَحلِ (رواه مسلم والنسآء)                            
“Nabi SAW. telah melarang menjual air mani binatang jantan” (HR. Muslim dan Nasa’i).

2)      Menjual anak ternak yang masih dalam kandungan induknya.
                         sabda Nabi SAW.dari Abu Hurairah ra.:

       اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَىعَنْ بَيْعِ الْمَضَامِيْن (رواه البزار)               
“Bahwa Nabi SAW. melarang menjual belikan anak ternak yang masih dalam kandungan induknya” (HR Al Bazzar).

3)      Menjual belikan barang yang baru dibeli sebelum diserah terimakan kepada pembelinya, sabda Nabi SAW. :

... لاَتَبِعَنَّ شَيْئاًاشْتَرَيْتَهُ حَتَّى تَقْبِضْهُ (رواه احمد والبيهقى)                               
“Janganlah kamu menjual sesuatu yang kamu beli sebelum kamu terima”(HR. Ahmad dan Al Baihaqy).

4)      Menjual buah-buahan yang belum nyata buahnya, Sabda Nabi SAW. dari Ibnu Umar ra. :

نَهَى رَسُوْلُ الله ِصَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الثِّمَارِحَتَّى يَبْدُاصلاَحُهَا (متفق عليه)           
“Nabi SAW. Telah melarang menjual buah-buah yang belum tampak manfaatnya” (Muttafaq Alaih).

        4. Hikmah Jual Beli
a.       Membentuk kepribadian Muslim yang terhindar dari kepemilikan harta secara batil. (QS. An Nisa : 29).
b.      Membentuk kepribadian Muslim yang terhindar dari kepemilikan harta secara riba (QS. Al Baqarah : 275).
c.       Mendorong untuk saling menolong sesama manusia sehingga mempunyai nilai sosial kemasyarakatan (QS. Al Maidah : 2).
d.      Melaksanakan hukum yang dihalalkan Allah SWT. Dan menjauhi yang diharamkan. (QS. Al Baqarah : 275).
e.       Mendidik pihak penjual dan pembeli agar memiliki sifat-sifat tenggang rasa, saling hormat menghormati, lapang dada dan tidak tergesa-gesa.
Sabda Nabi SAW. Dari Jabir ra.:

عَنْ انَبِيِّ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَحِمَ الله ُرَجُلاً سَمْحًا اِذَا بَاعَ وَاِذَااشْتَرَى وَاِذَااقْتَضَى   (رواه البخارى والترمذى)                                                    
“Allah memberi rahmat kepada orang yang berlapang dada pada saat menjual, pada saat membeli dan pada saat menagih hutang (HR. Bukhari dan Tirmidzi).


Rounded Rectangle: B. KHIYAR
 



        Khiyar menurut bahasa artinya memilih yang terbaik, sedangkan menurut istilah khiyar ialah : memilih antara melangsungkan akad jual beli atau membatalkan atas dasar pertimbangan yang matang dari pihak penjual dan pembeli.

1. Jenis-jenis Khiyar
Khiyar ada 3 macam, yaitu :
a.      Khiyar Majlis, artinya memilih untuk melangsungkan atau membatalkan akad jual beli sebelum keduannya berpisah dari tempat akad. Sabda Rasulullah SAW. :

الْبَيِّعَانِ بِ الْخِيَارِمَالَمْ يَتَفَرَّقَا (رواه البخرى والمسلم)                         
“Dua orang yang berjual beli boleh memilih (meneruskan atau mengurungkan) jual belinya selama keduanya belum  berpisah” (HR. Bukhari dan Muslim).

b.      Khiyar Syarat, yaitu khiyar yang dijadikan syarat waktu akad jual beli, artinya si pembeli atau si penjual boleh memilih antara meneruskan atau mengurungkan jual belinya selama persyaratan itu belum dibatalkan setelah mempertimbangkan dalam dua atau tiga hari.

Khiyar syarat paling lama tiga hari. Sabda Nabi SAW. :

اَنْتَ بِالْخِيَارِفِى كُلِّ سِلْعَةٍ اِبْتَعْتَهَا ثَلاَثَ لَيَالٍ (رواه البيهقى وابنى ماجة)      
“Engkau boleh melakukan khiyar pada segala barang yang telah engkau beli selama tiga hari tiga malam” (Al Baihaqi dari Ibnu Majah).

c.       Khiyar Aibi, yaitu memilih melangsungkan akad jual beli atau mengurungkannya bilamana terdapat bukti cacat pada barang.

        2. Hikmah dan Manfaat Khiyar
Adapun hikmah khiyar antara lain adalah :
a.       Mendidik masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan jual beli.
b.      Menghindarkan kemungkinan terjadinya unsur penipuan dalam jual beli.
c.       Mendidik penjual agar bersikap jujur dalam menjelaskan kualitas barang dagangannya.
d.      Menghindarkan terjadinya penyesalan dikemudian hari bagi penjual dan pembeli.

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ النَّبِيُّ صَلى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اَقَالَ نَادِمًا اَقَالَ الله ُعَشْرَتَهُ (رواه البزار)
“Dari Abu Hurairah RA Nabi SAW. bersabda : Barang siapa mencabut (jual beli) terhadap orang yang menyesal, maka Allah mencabut kerugiannya” (HR. Al Bazzar).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB I. PRINSIP-PRINSIP IIBADAH DAN SYARI'AT

khiyar, musaqoh, muzaroah dan muhkobaroh